Marshaller merupakan profesi yang belum diketahui oleh kebanyakan orang. Ini karena marshaller berbeda dari pramugari maupun pilot yang kerap dilihat orang. Meski begitu, profesi ini tidak kalah penting dibidang penerbangan. Saking pentingnya, sampai harus memenuhi persyaratan tertentu dan mengikuti pelatihan khusus.
Pada dasarnya, marshaller merupakan juru parkir. Namun, kendaraan yang diparkir oleh marshaller bukan sembarang kendaraan, melainkan pesawat. Tugas utama seorang marshaller adalah mengatur keadaan lintasan pada saat pesawat parkir atau take-off.
Dengan kata lain, seorang marshaller harus mampu memberikan instruksi yang jelas, tepat, tanpa kesalahan sehingga pilot dapat memarkir pesawat dengan tepat dan tidak terjadi senggolan atau benturan antara sayap pesawat yang satu dengan pesawat lainnya.
Oleh karena itulah profesi ini tak kalah penting di bidang penerbangan. Tanggung jawab yang diemban juga jauh lebih besar dibanding juru parkir biasa.
Umumnya, marshaller bekerja selama 13 jam dalam sehari. Selama melaksanakan tugasnya, marshaller menggunakan peralatan pengaman yang berupa helm, rompi keselamatan, penutup telinga, jaket fluorescent, sepatu pengaman, sarung tangan, flash light, serta marshalling tongkat.
Berbeda dari juru parkir biasa yang tidak membutuhkan lisensi atau sertifikat, seseorang harus masuk ke sekolah khusus penerbangan untuk menjadi marshaller. Kemudian mengikuti pelatihan atau diklat untuk mendapatkan sertifikat.
Syarat Menjadi Marshaller
Selain membutuhkan lisensi, dibutuhkan syarat lain untuk menjadi marshaller, yaitu sebagai berikut:
- Sehat jasmani dan rohani.
- Memiliki berat badan yang ideal.
- Usia berkisar antara 18โ35 tahun.
- Memiliki tinggi badan antara 165โ170 cm (pria) atau 158โ160 cm (wanita).
- Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
- Pendidikan minimal SMA/sederajat atau tergantung dari perusahaan penerbangan atau maskapai yang bersangkutan.
- Tidak bertindik maupun bertato.
- Tidak buta warna.
Resiko dan Keuntungan Marshaller
Layaknya pekerjaan atau profesi lain, bekerja sebagai marshaller juga memiliki risiko. Mulai dari cuaca buruk; dituntut untuk selalu berhati-hati, cekatan, dan sigap; sampai dituntut untuk bekerja dengan cepat, efisien, dan tepat.
Meski begitu, menjadi marshaller juga memiliki beberapa keuntungan, seperti gaji atau penghasilan yang besar, ditambah tunjangan dari pihak maskapai penerbangan.
Dilansir dari Gajiterbaru.com, gaji marshaller di dunia rata-rata 21 USD per jam. Jumlah ini setara dengan Rp302 ribu per jamnya apabila kurs bernilai Rp14.400 per USD. Meski begitu, jumlah ini bukan patokan gaji atau penghasilan marshaller di berbagai negara.
Nyatanya, penghasilan marshaller cenderung bervariasi dan dapat dipengaruhi oleh lokasi bandara, pengalaman kerja, perusahaan maskapai, serta jam kerja.
Dilansir dari Gajiterbaru.com, gaji marshaller tak hanya mencakup gaji pokok, tetapi juga ditambah dengan tunjangan yang diberikan perusahaan maskapai seperti tunjangan operasional, tunjangan keluarga, dan tunjangan keluarga.
Di Indonesia, gaji atau penghasilan marshaller berkisar Rp4โ7 juta per bulan dan dapat meningkat seiring masa kerja serta kecakapan kerja.
Bagi Anda yang tertarik menjadi marshaller, ada pendidikan khusus yang harus ditempuh. Pendidikan tersebut hanya dapat diperoleh di sekolah penerbangan. Di Indonesia, ada beberapa institusi yang direkomendasikan untuk calon marshaller, di antaranya Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) yang terletak di Sewon, Kabupaten Bantul, D.I.Y.
Selain itu, ada juga Bandung Pilot Academy; Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug yang terletak di Legok, Kabupaten Tangerang, Banten; Flight Attendant & Airline Staff Training (FAAST) di Sleman, Yogyakarta; dan Bali International Flight Academy (BIFA).